Dua Perusahaan di Aruta Membangkang Intruksi Bupati Kobar
Dua Perusahaan di Aruta Membangkang Intruksi Bupati
Kabaritah.com, Kobar Arut Utara - Kerusakan jalan yang terjadi bertahun-tahun di wilayah Kecamatan Arut Utara (Aruta) Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah, sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Hal itu bisa dibuktikan dengan dimulainya perbaikan jalan akses utama menuju desa Sukarami, Gandis, Kerabu, Penyombaan, Pandau, Panahan, Sambi dan Sungai Dau.
Sesuai hasil rapat tanggal 7 Desember lalu yang dipimpin langsung oleh Bupati Kobar, Hj Nurhidayah, dan dihadiri oleh seluruh pihak perusahaan serta ditindaklanjuti rapat teknis di Aula Kecamatan Aruta pada 11 Desember 2021, bahwa seluruh perusahaan wajib memperbaiki jalan yang rusak di Kecamatan Arut Utara sesuai wilayah masing-masing yang sudah ditentukan. Namun hingga tanggal 18 Desember ini, jalan penghubung Desa Penyombaan ke arah Sambi dan Sungai Dau belum ada tanda-tanda diperbaiki, bahkan kondisinya semakin parah. Ini menunjukkan perusahaan tersebut membangkang atas keputusan rapat bersama dan sesuai intruksi Bupati Kobar.
Tanggung jawab perbaikan ketiga desa tersebut adalah PT Ensburi Kalteng Mining (EKM) yang beralamat di Pangkut, dan PT Intrado Jaya Intiga yang beralamat di wilayah Desa Sungai Dau. Hal ini menunjukkan tidak adanya komitmen oleh sebagian perusahaan yang bermukim di Kecamatan Aruta guna turut memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar.
Menurut keterangan warga Desa Sambi, Towel mengatakan hingga tanggal 18 Desember kamarin belum ada perbaikan sama sekali, bahkan alat berat pun belum ada di lokasi. Namun dalam pantauan awak media, ada satu alat berat (Exavator) milik pengusaha kelapa sawit yang beralamat di Desa Sambi sudah mulai memperbaiki jalan dari Simpang Salib menuju Desa Sambi.
"Belum ada penanganan sama sekali. Jalan masih hancur," tandas Tuwel, Sabtu (18/12) siang, di lokasi jalan rusak.
Ia berharap kepada pemerintah daerah agar memperhatikan kondisi jalan yang berada di Arut Utara. Mengingat, kata dia, selain menjadi akses anak-anak sekolah dan pelayanan kesehatan, juga menjadi akses seluruh masyarakat desa. Towel juga mengatakan jika para petani sawit saat ini kesulitan menjualnya, karena terkendala jalan.
"Ya harus dipaksakan, dengan kondisi jalan seperti ini," jelasnya.
Terpisah, Camat Arut Utara, Amir Machmud saat dikonfirmasi menyampaikan kedepan akan dilakukan perawatan melalui pihak desa. Mengingat, jika tidak demikian maka persoalan yang sudah menahun ini akan sulit diatasi. Dan pada akhirnya masyarakat yang menjadi korbannya.